Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Dalam Al-Quran

Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Dalam Al-Quran

Posted on

Kisah Ashabul Kahfi dan anjing dalam Al-Quran terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 10-26. Mereka adalah sekelompok 7 pemuda dan seekor anjing yang tertidur dalam gua. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang kejam bernama Diqyanus. Raja tersebut meminta rakyatnya untuk menyembah selain Allah Ta’ala. Jika tidak, maka akan disiksa dan dibunuh.

Nama-nama Ashabul Kahfi yang terdiri dari 7 pemuda tersebut yaitu: Tamlikha, Maksalmina, Martunis, Nainunis, Sarbunis, Falyastatyunis, Dzununis. Serta seekor anjing bernama Qithmir, yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk Surga.

Adapun lokasi gua Ashabul Kahfi tersebut ada 3 pendapat yaitu:

1. Gua di Efesus, Anatolia, Turki sekarang. Paulus, Orang Yahudi dan Kristian mempercayainya di sini. Namun gua ini juga turut menepati ciri-ciri yang diberikan dalam Al-Quran.
2. Gua di Damsyik, Syria.
3. Gua di Amman, Jordan. Gua ini lebih menepati ciri-ciri yang diberi dalam Al-Quran.

Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Dalam Al-Quran

Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Dalam Al-Quran

Pada awalnya penduduk negeri Efesus beriman kepada Allah. Tapi keadaan berubah setelah Raja Diqyanus (Decius) yang menguasainya. Kekejamannya yang luar biasa telah membuat banyak rakyat sengsara. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, akan segera dibunuh. Dalam masa yang cukup lama, sebagian besar rakyat patuh kepada Raja dengan menyembah selain Allah.

Demi mempertahankan keislaman dan keimanan kepada Allah Ta’ala, 7 pemuda Ashabul Kahfi dan seekor anjing, memilih untuk mengasingkan diri serta bersembunyi dalam sebuah gua. Mereka teguh mempertahankan aqidah mereka walaupun menyadari nyawa dan diri mereka mungkin terancam dengan berbuat demikian.

Pada saat mereka beristirahat di dalam gua itulah, Allah s.w.t. menidurkan 7 pemuda tersebut selama 309 tahun. Allah s.w.t. membolik-balikkan tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit, condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri. Allah Ta’ala menyelamatkan mereka dari kejaran Raja Diqyanus yang kejam dan tidak mengakui adanya Allah Yang Maha Sempurna.

Ashabul Kahfi Bangun Dari Tidur
Setelah 309 tahun tersebut, Allah s.w.t. membangunkan 7 pemuda Ashabul Kahfi. Mereka saling bertanya: “Siapakah di antara kita yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati.” Salah satu anggota Ashabul Kahfi bernama Tamlikha berkata: “Aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan”. Setibanya di sebuah pasar, ia bertanya kepada seorang penjaja roti: “Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?”. “Ephesus,” sahut penjual roti.

Penjual Roti berkata kepada Tamlikha: “Alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan kuhadapkan kepada raja.” “Aku tidak menemukan harta karun,” sangkal Tamlikha. “Uang ini kudapatkan tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga 3 dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanus!”

Penjual roti itu marah. Tamlikha lalu ditangkap dan dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil.  Tamlikha menjelaskan: “Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun!
Aku adalah penduduk kota ini!”
Raja bertanya sambil keheran-heranan: “Engkau penduduk kota ini?”
“Ya. Benar,” sahut Tamlikha.
“Adakah orang yang kau kenal?” tanya raja lagi.
“Ya, ada,” jawab Tamlikha.
“Coba sebutkan siapa namanya,” perintah raja.
Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu
nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan.

Mereka berkata: “Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?”
“Ya, tuanku,” jawab Tamlikha. “Utuslah seorang menyertaiku!”
Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi.
Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di
kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan: “ inilah rumahku!”

Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut
usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan
mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Dia terperanjat
ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang: “Kalian ada perlu apa?”
Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut: “Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!”

Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya: “Siapa namamu?”
“Aku Tamlikha anak Filistin!”
Orang tua itu lalu berkata: “Coba ulangi lagi!”
Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap: “Engkau adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanus, raja durhaka.”

Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian di laporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja, Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya: “Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu?” Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua Al-Kahfi.

Pada masa itu Negeri Ephesus diatur oleh dua orang bangsawan istana. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka: “Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanus datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini.

Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!” Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: “Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanus!” Tamlikha menukas: “Ada urusan apa dengan Diqyanus? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?” “Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja,” jawab mereka. “Tidak!” sangkal Tamlikha. “Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun!

“Diqyanus sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!” Teman-teman Tamlikha menyahut: “Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?” “Lantas apa yang kalian inginkan?” Tamlikha balik bertanya. “Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga,” jawab mereka.

Mereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang, cabutlah nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!” Allah s.w.t. mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut nyawa mereka. Kemudian Allah s.w.t. melenyapkan pintu gua tanpa bekas.

Ashabul Kahfi

Setelah kematian 7 pemuda dan anjing Ashabul Kahfi tersebut, dibangunlah di sisi gua tersebut sebuah bangunan masjid dan tugu sebagai peringatan demi menyembah dan membesarkan nama Allah Ta’ala.

Ayat Al-Quran Tentang Ashabul Kahfi
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. [Al-Kahfi: 10]

“Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyak dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak bilangannya”. [Al-Kahfi: 11]

“Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)”. [Al-Kahfi: 12]

“Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk”. [Al-Kahfi: 13]

“Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. [Al-Kahfi: 14]

“(Mereka berkata pula sesama sendiri): “Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian); Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap Allah. [Al-Kahfi: 15]

“Dan oleh karena kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari RahmatNya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna”. [Al-Kahfi: 16]

“Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu tempat yang luas di gua. Itulah tanda-tanda kekuasaan Allah. Barangsiapa diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan barangsiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak akan memperoleh seorang penolong pun yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya”. [Al-Kahfi: 17]

Ayat Al-Quran Tentang Ashabul Kahfi

“Dan engkau sangka mereka sadar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah); sedangkan anjing mereka menjulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau melihat mereka, tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah engkau akan merasa penuh ketakutan kepada mereka”. [Al-Kahfi: 18]

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun”. [Al-Kahfi: 19]

“Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”. [Al-Kahfi: 20]

“Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: “(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: “(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya”. Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka”. [Al-Kahfi: 21]

“(Sebagian dari) mereka akan berkata: “Bilangan Ashabul Kahfi itu tiga orang, yang keempatnya ialah anjing mereka”; dan setengahnya pula berkata bilangan mereka lima orang, yang keenamnya ialah anjing mereka”, secara meraba-raba dalam gelap akan sesuatu yang tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: “Bilangan mereka tujuh orang dan yang kedelapan ialah anjing mereka”. “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit”. Karena itu janganlah engkau membahas dengan siapapun mengenai mereka melainkan dengan bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangannya di dalam al-Quran), dan janganlah engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari golongan (yang membincangkannya)”. [Al-Kahfi: 22]

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi”. [Al-Kahfi: 23]

“Kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”. [Al-Kahfi: 24]

“Dan mereka telah tidur dalam gua mereka, tiga ratus tahun (dengan perkiraan ahli kitab) dan sembilan lagi (dengan perkiraan kamu)”. [Al-Kahfi: 25]

“Katakanlah: “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”. [Al-Kahfi: 26]

Demikianlah postingan tentang Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Dalam Al-Quran.

6 thoughts on “Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Dalam Al-Quran

  1. Subhanalloh semoga setlah membaca ini sahabat yg lain yg telah membenci dan menyiksa anjing segera bertaubat. Bgtu mulianya sifat Anjing …jgan pernah memndang sgala sesuatu dgan sebelah mata

  2. Subhanalloh semoga setlah membaca ini sahabat yg lain yg telah membenci dan menyiksa anjing segera bertaubat. Bgtu mulianya sifat Anjing …jgan pernah memndang sgala sesuatu dgan sebelah mata

  3. Mereka beranak pinak dan tinggal digua beratus tahu bila malam keluar supaya tidak tertangkap sehingga selama 309 tahun barulah mereka kepasar tetapi duit tiudak laku kerana tamaduan sudah berubah. Memang mereka tidor didalam gua pada perang dunia ke satu dan dua ramai orang Israel dan bangsa lain bersembunyi didalam gua. Ada gua yang ada kuburan didalam mereka walau dalam gelap sudah tahu berlairi ketempat selamat. Bila mush m,asuk terjumpa gua yang ada tulang belulang menganggap mereka sudah mati. Literal dan metaporika pada ayat tersebut.

  4. Salam hormat,

    Sebelum AMBO bicarakan siapakah dua golongan yang tidur sehingga 300 tahun, ambo ingin menyatakan bilakah mereka tidur. Adakah SEBELUM kehadiran nabi Isa atau SELEPAS. Nampaknya, kita boleh bersetuju bahawa mereka bangkit selepas zaman nabi Isa.

    Ambo membahagikan tahun kebangkitan mereka kepada dua iaitu antara tahun ke-30 hingga 330 tahun dan tahun 300 ke atas sebelum kelahiran nabi Muhamad. Apa yang berlaku antara tahun 30 hingga 330? Dari bukti sejarah, penyebaran agama selain agama anutan rom yang menyembah 3 dewa iaitu bapa, ibu dan anak termasuk ajaran yang disampaikan oleh nabi Isa tidaklah memberangsangkan. Bukan rom sahaja yang tidak bersetuju dengan ajaran lain, agama yahudi juga tidak menerima agama lain. Ketika itu pendakwah-pendakwah kristien hidup tertekan dan penyebaran agama dilakukan secara tidak terbuka. Ingatlah negara mereka diperintah oleh ROM. Ketika itu raja rom belum berugama serupa dengan mereka semua.

    Sebelum kedatangan nabi Isa, terdapat 2 agama di dalam negara yang dijajah rom iaitu agama yahudi yang mengesakan tuhan dan agama anutan orang rom yang menyembah 3 dewa. Jika begitu, bolehlah kita ANGGAP agama yang lebih islamik ialah agama yahudi, sudah tentu bukan agama rom. Tentu persoalan agama apakah yang dianuti oleh 2 golongan itu jika mereka tidur sebelum kelahiran nabi Isa.

    Dari segi sejarah, kita mengetahui bahawa rom tidak menidas agama yahudi yang tidak merbahayakan mereka. Dan, kita juga mengetahui pegangan agama orang israel sangat kuat mengesakan tuhan dan sangat-sangat patuh kepada agama, walaupun kita boleh mengatakan boleh jadi agama mereka agak terpesong.

    Sebelum kelahiran nabi Isa, adakah tuan pernah mendengar berita bahawa agama yahudi boleh dianuti oleh bangsa lain? Tidak, kerana bani israel menganggap agama yahudi adalah KHAS untuk bangsa mereka sahaja, dan orang rom yang menyembah 3 tuhan adalah kafir bagi mereka. Jika begitu, adakah ada orang rom yang menyembah tuhan yang esa pada ketika itu?

    Dari situasi yang pertama ini iaitu jika pemuda-pemuda itu tidur sebelum kelahiran nabi Isa dan bangun sebelum tahun 330, ambo dapati ia tidak mungkin berlaku.

    Bukankah kita telah mengetahui bahawa perjanjian nicea pada tahun 325 apabila raja rom menerima agama kristien yang mereka anggap hampir sama dengan agama mereka iaitu berkaitan dengan 3. Bukankah tarikh inilah yang bersejarah kerana ini menandakan dengan rasminya agama kristien telah diperkosa secara kuasa supaya menyakini triniti, sama seperti agama rom. Bukankah setelah raja rom masuk agama kristien, baharulah orang-orang kristien boleh menyebarkan agama dengan tenteram kerana ia dilakukan secara bernegara bukan secara perseorangan.

    Ada bukti sejarah yang mengatakan bahawa salah seorang murid nabi Isa yang mula-mula menyedari bahawa agama tauhid boleh dipercayai oleh orang bangsa lain iaitu rom, sedangkan selama ini mereka menyangka orang bangsa lain selain bani israel tidak layak dan tidak mengenal tuhan yang esa. Pada tahun-tahun demikianlah, rom mula menyedari agama kristien boleh mengancam agama mereka, sebab itulah mereka menindas pengikut-pegikut agama kristien tidak agama yahudi.

    Pada tahun-tahun demikianlah, KEFAS ditangkap dan dapat melarikan diri dari penjara dan kisahnya menjadi misteri. Ada yang kata dia mati disalib terbalik pada tahun 50 dan ada yang kata dia tidak mati sehinggalah umurnya sangat tua. Berapakah umurnya pada tahun 50? Jika dia dilahirkan seusia dengan nabi Isa, umurnya adalah 50 juga, tetapi ramai yang mengatakan bahawa dia ialah murid yang paling muda dalam kalangan murid-murid nabi Isa. Adakah umur 50 termasuk dalam sangat tua? Sedangkan hari ini dunia mengatakan umur 60 masih dalam golongan muda.

    Jika dia tidur pada tuhun sekitar 50, dia akan bangun pada tahun 350, iaitu setelah agama kistien boleh berkembang dengan aman ke serata dunia. Ini tidak mungkin berlaku jika mereka bangun dari tidur sebelum tahun 325. Siapakah satu golongan lagi yang tidur bersama-sama Kefas?

    Orang Rom yang percaya bahawa tiada tuhan selain tuhan yang esa setelah mengenali agama yang diajar oleh murid-murid nabi Isa. Jika begitu, dua golongan yang tidur tentulah murid nabi Isa yang berbangsa israel dan orang rom yang percaya.

    Hanya tuhan yang maha mengetahui, kepadanya sahaja ambo berserah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.