Masjid Nabawi Madinah Al-Munawwaroh

Keutamaan Masjid Nabawi Madinah yang Istimewa

Posted on

Keutamaan Masjid Nabawi Madinah yang Istimewa, tempat ibadah yang dibangun oleh Rasulullah saw pada 622 Masehi atau pada tahun ke-2 Hijrah, pada awalnya seluas 850 meter persegi dengan tinggi bangunan kurang lebih 3 meter. Sementara itu, menara-menara yang sekarang berjumlah 10, mulai dibangun pada 93 Hijriyah oleh Umar Bin Abdul Aziz, terletak pada keempat sudut masjid. Kini, luas Masjid Nabawi lebih dari seratus kali lipat atas seluas 98.500 meter persegi untuk tingkat bawah, dan tingkat atas sekitar 67.000 meter persegi.

Pada peletakan batu pertama ketika membangun Masjid Nabawi kota Madinah, Rasulullah saw melakukannya sendiri. Kemudian diikuti oleh keempat sahabat beliau yang pada perjalanan sejarah Islam. Selanjutnya menjadi empat khalifah yang melanjutkan pemerintahan setelah Rasulullah saw wafat, yaitu Abu Bakar ra, Umar ra, Ustman ra, dan Ali ra.

Keutamaan Masjid Nabawi Madinah yang Istimewa

Masjid Nabawi Madinah Al-Munawwaroh

Masjid Nabawi merupakan masjid yang memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri dibanding dengan masjid-masjid lainnya. Selain masjid ini dibangun oleh tangan Nabi Muhammad saw sendiri, di tempat ini pula beliau dan para sahabatnya dimakamkan. Dan salah satu dasar yang menjadikan Masjid Nabawi istimewa dan utama adalah sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad berikut ini,

Hadits lain yang menunjukan bagaimana keistimewaan Masjid Nabawi adalah yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabarani dengan tingkat sanadnya sah sehingga dapat dipertanggungjawabkan dari sisi keasliannya. Secara lengkap terjemahan hadits tersebut adalah “Barangsiapa melakukan shalat di masjidku sebanyak empat puluh kali tanpa terlewat satu kali salat pun, akan dibebaskan dari jilatan api neraka, kebebasan dari siksa dan terhindar dari kemunafikan.”

Beberapa bagian dari kompleks Masjid Nabawi yang semakin meneguhkan sebagai masjid istimewa dan memiliki keutamaan adalah salah satu bagiannya yang dinamakan taman surga atau raudlah. Barangsiapa berdo’a di tempat yang terletak di antara makam dan mimbar, dijamin akan dikabulkan oleh Allah Swt..

Tempat yang menjadikan Masjid Nabawi menjadi masjid yang utama dan istimewa karena di dalamnya terletak makam Rasulullah saw. Lokasi makam Rasulullah saw sekarang merupakan kamar salah seorang istri beliau, Aisyah ra. Dua orang sahabat dan dua khalifah pertama yakni Abu Bakar dan Umar bin Khattab juga dimakamkan di Masjid Nabawi kota Madinah.

Ada kejadian menarik sewaktu Rasulullah saw dan para sahabat melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Sampai di Madinah, para sahabat yang tinggal di Madinah atau kaum Ansar menyambut kedatangan Rasulullah saw beserta rombongan dan menawarkan agar bersedia beristirahat di rumahnya. Cerita menarik ini nantinya juga akan menjadi cerita pembangunan Masjid Nabawi.

Menerima tawaran dari kaum Ansar ini, Rasulullah saw hanya bicara “Biarkanlah unta ini jalan, karena ia diperintah Allah Swt..” Dan unta pun terus berjalan, sedangkan para sahabat Ansar tak ada yang menentang. Sampai akhirnya ketika di depan Abu Ayyub Al-Ansari tanpa diminta, unta itu berhenti dengan sendirinya. Dengan senang hati Abu Ayyub mempersilakan Rasulullah saw tinggal di rumahnya. Peristiwa yang dialami oleh Rasulullah saw ini menjadi bagian dari perjalanan berdirinya Masjid Nabawi.

Dari rumah Abu Ayyub inilah sebenarnya cikal bakal Masjid Nabawi itu dibangun. Beberapa bulan berselang setelah kejadian itu, Rasulullah saw mulai mendirikan cikal bakal Masjid Nabawi. Tanah yang dipergunakan untuk membangun Masjid Nabawi secara bergotong royong tersebut adalah tanah wakaf keluarga As’ad bin Zurrah dan sebidang tanah milik yatim yang diasuh Mu’adz bin Atrah. Inilah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah saw setelah Masjid Quba, seluas 200 meter persegi dan tinggi 3,5 meter.

Keempat sisi temboknya terbuat dari tanah dan batu bata, tiang-tiang penopangnya dari batang kurma, sedangkan atap masjid tersebut terbuat dari daun kurma. Sama sekali tidak ada penerangan di masjid ini sehingga ketika dipergunakan untuk menunaikan shalat Isya, sebagian jemaah membakar jerami untuk menerangi ke dalam masjid tersebut. Masjid Nabawi memiliki masa lalu yang semestinya mampu memberi gambaran tentang arti kesederhanaan seorang muslim.

Pada 17 Hijriyah untuk pertama kalinya Khalifah Umar bin Khattab merenovasi Masjid Nabawi dan terakhir adalah Raja Fahd memperluas dan membangun masjid tersebut hingga seperti sekarang, sangat megah dengan luas kurang lebih 100.000 meter persegi untuk lantai bawahnya saja.

Masjid Nabawi Madinah juga termasuk berteknologi canggih. Misalnya saja bagian atap berbentuk kubah yang bisa ditutup dan dibuka, baik secara manual maupun otomatis. Sementara itu, untuk mengatur sirkulasi udara dari masjid yang sangat luas tersebut, ada 27 ruang terbuka berukuran masing-masing lebih dari 300 meter persegi. Bagian dalam dari kubah tersebut dibuat relief bertahtakan batu permata, sedangkan bagian luar kubah berlapis keramik yang konon sangat tahan terhadap panas.

Untuk menyejukkan ruangan dalam masjid, tidak tanggung-tanggung dibangun sebuah AC raksasa, yang letaknya di sebelah barat masjid. Sebuah bangunan seluas 70.000 meter persegi menjadi tempat dibangunnya sebuah AC raksasa, hembusan udara sejuknya kemudian dialirkan melalui pipa-pipa yang dibangun di bawah tanah, sebelum akhirnya dihembuskan ke seluruh penjuru dalam masjid. Sungguh sebuah pemanfaatan teknologi canggih dan juga fenomenal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.